Kategori: | Film |
Jenis | Anak-anak & Keluarga |
Cerita soal Narnia yang ini adalah tentang seorang Pangeran Caspian kesepuluh, yang mau dibunuh oleh pamannya, Miraz, yang ingin mengambil tahta sang Pangeran. Miraz sendiri membunuh sang ayah, King Caspian the Ninth, semata-mata untuk mengincar tahtanya.
Pada saat itupun, Narnia telah menjadi daerah yang tidak bersahabat, karena begitu banyak wilayahnya yang di-eksploitasi oleh orang-orang dari kerajaan Telmarine, yang diambil alih oleh Miraz waktu itu. Oleh karena itu penduduk Narnia pun menjadi sangat menderita dan membenci setiap orang dari kerajaan Telmarine; termasuk Pangeran Caspian ke-10, sebagai latar belakang cerita.
Pangeran Caspian (sebelum melarikan diri), telah dibekali oleh sebuah ‘horn’ yang jika ditiup, akan mendatangkan raja-raja dan ratu-ratu Narnia di masa lampau, Peter, Susan, Edmund dan Lucy. Berhubung Pangeran Caspian terjepit antara ‘warga’ Narnia dan tentara Kerajaan, ia pun meniup horn itu, yang artinya, mendatangkan kembali keempat petinggi Narnia di masa lampau.
Ketika keempat petinggi Narnia tersebut akhirnya sampai, mereka tidak dapat menemukan Aslan, ‘pejabat’ yang (akan selalu) ditinggikan di Narnia. Konon menurut ‘warga’ Narnia, Aslan meninggalkan mereka. Karena itulah, Peter, sebagai Raja Mahatinggi, memutuskan untuk menyelesaikan masalah ini sendiri saja, maksudnya, tanpa harus mencari Aslan (very Peter sih menurut gue, rada sedikit emosional dan cukup ‘bossy’. Gak tau versi kalian yah).
Tindakan Peter yang pertama, ditambah dengan emosinya Pangeran Caspian, mengakibatkan begitu banyak warga Narnia yang mati di Kerjaan Telmarine, pada saat Narnia berencana untuk ‘menggrebek’ kerajaan tersebu (ini nih yang sempet buat aku nangis nontonnya) Semua kesal dan saling menyalahkan. Pangeran Caspian sendiri, merasa ‘out of place’ dan akhirnya hampir diperdaya oleh para ‘pengkhianat’. Pangeran Caspian dibawa ke satu tempat, dimana the white witch (musuh Narnia di bagian pertama) berusaha untuk mendapatkan setetes darah dari Pangeran Caspian, hanya untuk bisa ‘hidup’ kembali. Namun tindakan tersebut akhirnya berhasil digagalkan setelah Edmund memecahkan medium es tempat white witch tersebut ‘bersembunyi’.
Sejak saat itu, Pangeran Caspian dan keempat petinggi masa lalu Narnia bekerja sama untuk mengalahkan Miraz, merebut tahta Caspian di Telmarine dan mengembalikan semua hak warga Narnia.
1. Kadang kita kurang percaya sama anak kecil. Tapi tau nggak, kebanyakan anak kecil itu masih polos dan punya hati yang lebih murni daripada orang dewasa. Makanya, mereka cenderung bisa lihat apa yang kita nggak bisa lihat. Intinya adalah punya hati yang tulus dan murni, membuat kita bisa ngeliat sesuatu lebih daripada yang bisa dilihat oleh mata biasa.
2. Jabatan kita tidak pernah membenarkan kita. Oleh karena itu, lebih sering lah mendengar pendapat orang, ketimbang (selalu) membenarkan pendapat sendiri. Punya second opinion laaahhh…
3. Kadang kita juga nggak percaya pada diri kita sendiri, sehingga kita jadi memilih jalan yang popular ketimbang kita mengambil hal yang nggak popular. Padahal, justru hal yang nggak popular itu yang bisa membawa kita ke tingkat tertentu. Btw, ini applicabilitynya case by case yah, nggak semua case.
4. Humility is one sign to be a leader.
Oh iya, sumpah aku nge-fans sama Aslan. Surainya itu loh. Terus, waktu dia mengaum, aaa,, Keren banget… jadi pengen punya singa :p
Yak sekian dan terima kasih ya guys ;;)
Komentar
Posting Komentar