Dalam Abduction, Lautner berperan sebagai Nathan Harper, seorang remaja yang setelah sekian tahun hidup bahagia bersama ayah dan ibunya, Kevin (Jason Isaacs) dan Mara Harper (Maria Bello), menemukan fakta bahwa ia sebenarnya bukanlah anak kandung mereka. Sayangnya, momen dimana ia mengetahui fakta tersebut berubah menjadi sebuah tragedi ketika dua pria tidak dikenal memaksa masuk rumah mereka untuk menculik Nathan. Setelah terlibat dalam sebuah perkelahian singkat, dan memerintahkan Nathan untuk segera melarikan diri sejauh mungkin, Kevin dan Mara akhirnya tewas ditembak oleh dua pria tidak dikenal tersebut, yang sekaligus juga meledakkan rumah kediaman mereka.
Kebingungan, Nathan kemudian ditemui oleh Dr Bennet (Sigourney Weaver) yang memberitahu Nathan bahwa ia sebenarnya bernama Steven Price dan merupakan anak dari seorang agen CIA, Martin Price (Dermot Mulroney), yang sedang dikejar oleh sekelompok teroris Rusia pimpinan Viktor Kozlow (Michael Nyqvist) karena mencuri daftar nama agen CIA yang diduga terlibat dalam praktek kejahatan. Tidak hanya diburu oleh gerombolan teroris, beberapa agen CIA yang menduga bahwa namanya berada dalam daftar tersebut juga memburu Nathan. Dr Bennett kemudian mengingatkan Nathan untuk tidak mempercayai semua orang kecuali ayahnya dan seorang pria yang bernama Paul Rasen. Kini, Nathan harus terus berlari dan menghindarkan dirinya dari kejaran setiap orang yang berkeinginan untuk menggunakan dirinya agar dapat memaksa ayahnya untuk memberikan daftar tersebut.
Terdapat dua kesalahan fatal yang membuat Abduction tidak akan mampu tampil memuaskan terlepas dari dukungan nama-nama besar yang berada di departemen akting film ini. Dijual dengan premis yang digambarkan sebagai versi remaja dari kisah petualangan Jason Bourne dalam The Bourne Trilogy (2002 – 2007), naskah garapan Shawn Christensen bahkan sama sekali tidak memiliki kedalaman cerita dan karakter yang mampu mencapai setengah dari apa yang berhasil ditampilkan oleh trilogi film yang dibintangi oleh Matt Damon tersebut. Abduction bahkan lebih terlihat seperti film romansa remaja yang dibumbui oleh deretan adegan laga akibat lebih dominannya kisah cinta antara karakter Nathan yang diperankan Lautner dan karakter Karen yang diperankan aktris Lily Collins.
Singleton sendiri sepertinya tidak tertarik untuk menghadirkan Abduction sebagai sebuah film yang mencoba untuk menghadirkan detil cerita pada jalinan kisahnya dengan baik. Dialog yang dihadirkan sangat terbatas demi memberikan ruang yang lebih luas bagi kehadiran plot cerita yang nantinya akan memicu sebuah adegan laga. Karakterisasi dari setiap tokoh yang dihadirkan juga tidak pernah benar-benar ditampilkan dengan baik. Selain karakter Nathan, karakter lainnya terkesan hadir hanya agar jalan cerita terlihat lebih kompleks dari yang sebenarnya ingin disampaikan. Hal ini yang membuat talenta-talenta semacam Alfred Molina, Jason Isaacs, Maria Bello, Michael Nyqvist hingga Sigourney Weaver terbuang dengan sia-sia di film ini.
Kesalahan kedua, dan mungkin yang paling fatal dan berpengaruh, adalah fakta yang tak dapat dihindarkan: Taylor Lautner sama sekali tidak memiliki kemampuan akting yang mampu membuat karakternya terlihat menarik. Seperti halnya yang dilakukan Lautner pada franchise The Twilight Saga, Lautner tampil baik ketika ia diharuskan untuk tidak menggunakan pakaiannya. Namun ketika ia diharuskan untuk menampilkan sebuah tampilan emosi pada karakter yang ia mainkan – emosi ketika mengetahui bahwa orangtua yang selama ini ia sayangi bukanlah orangtua kandung, emosi yang mungkin wajar terlihat ketika seorang anak menyaksikan kedua orangtuanya terbunuh, emosi dari rasa dendam dan amarah yang membara akibat kematian kedua orangtua atau bahkan emosi remaja yang sedang menatap wajah kekasih yang sangat dicintai – Lautner terlihat begitu kesulitan. Hasilnya, Lautner terlihat menampilkan mimik wajah yang hampir serupa dari awal hingga film ini berakhir.
Selain gagal dalam memberikan kedalaman ekspresi pada karakternya, Lautner juga memberikan kartu mati pada karakter Nathan dengan menghantarkan deretan dialog yang diberikan padsa karakternya dengan ritme dan nada yang datar pada setiap suasana – kecuali dengan tambahan berteriak pada beberapa bagian. Chemistry yang ia jalin dengan Lily Collins juga gagal total. Hampir terasa amat sukar untuk mempercayai bahwa dua karakter yang mereka perankan sedang terlibat dalam jalinan asmara dengan chemistry kosong yang hadir antara keduanya. Collins sendiri tampil tidak mengecewakan dalam aktingnya. Adalah Lautner yang benar-benar menjadi titik terlemah – yang sayangnya justru memiliki porsi peran terbesar – dari departemen akting Abduction.
Abduction terlihat seperti sebuah film yang jelas-jelas ingin menggunakan kehadiran Taylor Lautner secara maksimal dalam jalan cerita. Hanya saja, John Singleton sepertinya lebih tertarik untuk memanfaatkan kehadiran fisik Lautner daripada talentanya: beberapa kali tampil tanpa mengenakan pakaiannya dan dihadirkan secara close-up hampir di setiap adegan akan membuat setiap penggemar Lautner menemukan kebahagiaan sejatinya. Lautner sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk menghidupkan seorang karakter yang memiliki jangkauan emosi yang luas dan cenderung berubah-ubah. Bukannya tidak berusaha – terlihat dari Lautner yang seringkali terlihat kesulitan dalam menghadirkan ekspresi wajahnya – namun mungkin Lautner memang… well… bukan aktor paling berbakat yang dapat diberikan Hollywood. Lautner dan naskah cerita yang begitu klise, dialog terbatas nan cheesy serta karakterisasi yang dangkal adalah masalah utama dari Abduction. Sejumlah permasalahan yang cukup untuk menjadikan film ini sebagai salah satu pengalaman terburuk yang dapat setiap penonton rasakan ketika mereka memilih untuk menyaksikannya.
Abduction (2011)
Directed by John Singleton Produced by Doug Davison, Ellen Goldsmith-Vein, Lee Stollman, Roy Lee, Dan Lautner Written by Shawn ChristensenStarring Taylor Lautner, Lily Collins, Alfred Molina, Jason Isaacs, Maria Bello, Sigourney Weaver, Michael Nyqvist, Dermot Mulroney, Elisabeth Rƶhm, Aunjanue Ellis, Antonique Smith Music by Edward ShearmurCinematography Peter Menzies, Jr. Editing by Bruce Cannon StudioLionsgate/Gotham Group/Vertigo Entertainment/Quick Six Entertainment/Mango Farms/Tailor Made Running time 106 minutesCountry United States Language English
Komentar
Posting Komentar